Rabu, 18 Desember 2013
Selasa, 07 Mei 2013
Orang Yang Pantas Dicemburui
Kategori:
Hadits
Belum Ada Komentar // 7 Mei 2013
Hukum
asalnya, sifat iri dan cemburu terhadap kelebihan orang lain dalam Islam tidak
diperbolehkan. Karena sifat ini mengandung prasangka buruk kepada Allah dan
tidak ridha dengan pembagian yang Allah berikan kepada makhluk-Nya. Akan
tetapi, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengecualikan beberapa
orang yang boleh dan pantas untuk dicemburui karena kelebihan besar yang mereka
miliki. Siapakah mereka? Temukan jawabannya dalam hadits berikut ini,
Dari
Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda:
لاَ حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ:
رَجُلٌ عَلَّمَهُ اللَّهُ القُرْآنَ، فَهُوَ يَتْلُوهُ آنَاءَ اللَّيْلِ، وَآنَاءَ
النَّهَارِ، فَسَمِعَهُ جَارٌ لَهُ، فَقَالَ: لَيْتَنِي
أُوتِيتُ مِثْلَ مَا أُوتِيَ فُلاَنٌ، فَعَمِلْتُ مِثْلَ مَا يَعْمَلُ، وَرَجُلٌ
آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَهُوَ يُهْلِكُهُ فِي الحَقِّ، فَقَالَ رَجُلٌ: لَيْتَنِي
أُوتِيتُ مِثْلَ مَا أُوتِيَ فُلاَنٌ، فَعَمِلْتُ مِثْلَ مَا يَعْمَلُ
“Tidak
ada (sifat) iri (yang terpuji) kecuali pada dua orang: seorang yang dipahamkan
oleh Allah tentang al-Qur-an kemudian dia membacanya di waktu malam dan siang
hari, lalu salah seorang tetangganya mendengarkan (bacaan al-Qur-an)nya dan
berkata: “Duhai kiranya aku diberi (pemahaman al-Qur-an) seperti yang diberikan
kepada si Fulan, sehingga aku bisa mengamalkan seperti (membaca al-Qur-an)
seperti yang diamalkannya. Dan seorang yang dilimpahkan oleh Allah baginya
harta (yang berlimpah) kemudian dia membelanjakannya di (jalan) yang benar,
lalu ada orang lain yang berkata: “Duhai kiranya aku diberi (kelebihan harta)
seperti yang diberikan kepada si Fulan, sehingga aku bisa mengamalkan
(bersedekah di jalan Allah) seperti yang diamalkannya” (HR. Al-Bukhari).
Maksud
“iri/cemburu” dalam hadits ini adalah iri yang benar dan tidak tercela, yaitu al-gibthah,
yang artinya menginginkan nikmat yang Allah berikan kepada orang lain tanpa
mengharapkan hilangnya nikmat itu dari orang tersebut1.
Coba
perhatikan dan renungkan hadits ini dengan seksama. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallammenyebutkan dua golongan manusia yang pantas untuk
dicemburui, yaitu orang yang memahami al-Qur’an dan mengamalkannya serta orang
yang memiliki harta dan menginfakkannya di jalan Allah.
Dalam
hadits ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga menjelaskan
sebab yang menjadikan mereka pantas untuk dicemburui, bukan karena kelebihan
dunia semata yang mereka miliki, tapi karena mereka mampu untuk menundukkan
hawa nafsu yang mencintai dunia secara berlebihan, sehingga harta yang mereka
miliki tidak menghalangi mereka untuk meraih keutamaan tinggi di sisi Allah.
Inilah
kelebihan sejati yang pantas dicemburui, adapun kelebihan harta atau kedudukan
duniawi semata maka ini sangat tidak pantas untuk dicemburui, karena ini
hakikatnya bukan merupakan kelebihan tapi celaan dan fitnah bagi manusia,
sebagaimana sabda Rasulullah s shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya pada setiap umat (kaum) ada fitnah (yang
merusak/menyesatkan mereka) dan fitnah (pada) umatku adalah harta”2.
Oleh karena itu, cemburu dan iri hanya karena kelebihan harta yang
dimiliki seseorang tanpa melihat bagaimana penggunaan harta tersebut, ini adalah
sifat yang sangat tercela. Allah berfirman tentang orang-orang yang iri melihat
harta kekayaan Qarun:
{فَخَرَجَ عَلَى قَوْمِهِ فِي زِينَتِهِ قَالَ الَّذِينَ
يُرِيدُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا يَا لَيْتَ لَنَا مِثْلَ مَا أُوتِيَ قَارُونُ
إِنَّهُ لَذُو حَظٍّ عَظِيمٍ. وَقَالَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَيْلَكُمْ ثَوَابُ
اللَّهِ خَيْرٌ لِمَنْ آَمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا وَلَا يُلَقَّاهَا إِلَّا
الصَّابِرُونَ. فَخَسَفْنَا بِهِ وَبِدَارِهِ الْأَرْضَ فَمَا كَانَ لَهُ مِنْ
فِئَةٍ يَنْصُرُونَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُنْتَصِرِينَ. وَأَصْبَحَ
الَّذِينَ تَمَنَّوْا مَكَانَهُ بِالْأَمْسِ يَقُولُونَ وَيْكَأَنَّ اللَّهَ
يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَوْلَا أَنْ مَنَّ
اللَّهُ عَلَيْنَا لَخَسَفَ بِنَا وَيْكَأَنَّهُ لَا يُفْلِحُ الْكَافِرُونَ}
“Maka keluarlah dia (Qarun) kepada kaumnya dengan perhiasannya
(harta bendanya). Orang-orang yang menginginkan kehidupan dunia berkata: “Duhai
kiranya kami mempunyai harta kekayaan seperti yang diberikan kepada Qarun,
sesungguhnya dia benar-benar memiliki keberuntungan yang besar. Tetapi
orang-orang yang dianugerahi ilmu berkata: “Celakalah kalian! Ketahuilah,
pahala Allah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, dan
(pahala yang besar) itu hanya diperoleh oleh orang-orang yang sabar. Maka kami
benamkan dia (Qarun) bersama rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya
satu golongan pun yang (mampu) menolongnya selain Allah, dan dia tidak termasuk
orang-orang yang dapat membela diri. Dan jadilah orang-orang yang kemarin
mengangan-angankan kedudkan (harta benda) Qarun itu berkata: “Aduhai, benarlah
kiranya Allah yang melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia dikehendaki di antara
hamba-hamba-Nya dan membatasi (bagi siapa yang Dia dikehendaki di antara
hamba-hamba-Nya). Sekiranya Allah tidak melimpahkan karunia-Nya kepada kita,
tentu Dia telah membenamkan kita pula. Aduhai, benarlah kiranya tidak akan
beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah)” (QS. Al Qashash:
79-92)
Adapun contoh sikap cemburu yang benar adalah sikap cemburu dalam
kebaikan yang ditunjukkan oleh orang-orang yang sempurna iman
mereka, para shahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits berikut:
Dari
Abu Hurairah radhiallahu’anhu dia berkata: Orang-orang miskin (dari
para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam) pernah datang
menemui beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu mereka berkata: “Wahai
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, orang-orang (kaya) yang
memiliki harta yang berlimpah bisa mendapatkan pahala (dari harta mereka),
kedudukan yang tinggi (di sisi Allah Ta’ala) dan kenikmatan yang abadi
(di surga), karena mereka melaksanakan shalat seperti kami melaksanakan shalat
dan mereka juga berpuasa seperti kami berpuasa, tapi mereka memiliki kelebihan
harta yang mereka gunakan untuk menunaikan ibadah haji,
umrah, jihad
dan sedekah, sedangkan kami tidak memiliki harta…”. Dalam riwayat Imam
Muslim, di akhir hadits ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Itu adalah kerunia (dari) Allah yang diberikan-Nya kepada siapa yang
dikehendaki-Nya“3.
Imam
Ibnu Hajar berkata: “Dalam hadits ini (terdapat dalil yang menunjukkan) lebih
utamanya orang kaya yang menunaikan hak-hak (Allah Ta’ala) pada (harta)
kekayaannya dibandingkan orang miskin, karena berinfak di jalan Allah (seperti
yang disebutkan dalam hadits di atas) hanya bisa dilakukan oleh orang
kaya”4.
Kesimpulannya,
termasuk orang yang pantas dicemburui, bahkan kecemburuan tersebut dipuji dalam
Islam adalah orang yang memiliki kelebihan dalam harta tapi dia selalu
menginfakkan hartanya di jalan Allah. Karena kecemburuan ini dapat menjadi
motivasi untuk berlomba-lomba dalam kebaikan yang diperintahkan dalam agama.
Allah berfirman:
وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا
فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ
“Maka
berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan” (QS al-Baqarah: 148).
Jadi
cemburu dan iri kepada kelebihan harta yang dimiliki seseorang bukan karena
kelebihan harta yang dimilikinya semata-mata, akan tetapi karena motivasi
kebaikan besar yang dimilikinya dengan banyak membelanjakan hartanya di jalan
Allah. Inilah sebaik-baik harta yang dimiliki oleh orang yang beriman,
sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “Sebaik-baik
harta yang shaleh (penuh berkah) adalah untuk hamba yang shaleh”.
Adapun
sifat rakus dan ambisi berlebihan terhadap harta tanpa mempertimbangkan
keberkahan dan manfaatnya dalam meraih keridhaan Allah maka ini perbuatan
tercela dan sebab yang akan merusak keimanan seorang hamba, serta menjadikannya
jauh dari segala kebaikan dunia dan akhirat.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam: “Barangsiapa yang (menjadikan) dunia
tujuan utamanya maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan
kemiskinan/tidak pernah merasa cukup (selalu ada) di hadapannya, padahal dia
tidak akan mendapatkan (harta benda) duniawi melebihi dari apa yang Allah
tetapkan baginya. Dan barangsiapa yang (menjadikan) akhirat niat (tujuan
utama)nya maka Allah akan menghimpunkan urusannya, menjadikan kekayaan/selalu
merasa cukup (ada) dalam hatinya, dan (harta benda) duniawi datang kepadanya
dalam keadaan rendah (tidak bernilai di hadapannya)”5.
Semoga
Allah meudahkan kita untuk selalu berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketaatan
kepada-Nya.
وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد
وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين
Kota
Jakarta, 17 Jumadal ula 1434 H
1 Lihat kitab “Siyaru alaamin nubalaa’”
(8/437).
2 HR at-Tirmidzi (no. 2336) dan Ahmad (4/160),
dinyatakan shahih oleh imam at-Tirmidzi dan al-Albani.
3 HSR al-Bukhari (no. 807 dan 5970) dan Muslim
(no. 595).
4 Kitab “Fathul Baari” (3/298).
5 HR Ibnu Majah (no. 4105), Ahmad (5/183),
ad-Daarimi (no. 229), Ibnu Hibban (no. 680) dan lain-lain dengan sanad yang
shahih, dinyatakan shahih oleh Ibnu Hibban, al-Bushiri dan syaikh al-Albani.
—
Penulis: Abdullah
bin Taslim al-Buthoni
Artikel Muslim.Or.Id
Artikel Muslim.Or.Id
==========
Silakan
like FB
fanspage Muslim.Or.Id dan follow twitter @muslimindo
==========
Anda diperkenankan untuk
menyebarkan, re-publikasi, copy-paste atau mencetak artikel yang ada di
muslim.or.id dengan menyertakan muslim.or.id sebagai sumber artikel
Dari artikel 'Orang Yang Pantas Dicemburui — Muslim.Or.Id'
Kamis, 28 Maret 2013
PENGURUS IPM CABANG BURNEH PERIODE 2013-2015
Ketua Umum : Feri
Marta Sonar
Sekretaris Umum :
Miftahul Alamsyah
Bendahara Umum :
Arifal Hilmi Muslim
Ketua Bidang Pengkaderan :
Bani Zakaria
Ketua Bidang KDI :
Hudan Syukronil Adzim
Ketua Bidang PIP :
Iftitah Aulia Ihsani
Ketua Bidang ASBO :
Shobar Hadlori
Ketua Bidang Advokasi :
Faisal Abdi
Ketua Bidang Keipmawatian :
Icmi Dinnur
Sekretaris Bidang Pengkaderan : Maulana
Ishak
Sekretaris Bidang KDI :
Sukriyanto
Sekretaris Bidang PIP :
Ikromatul Hasanah
Sekretaris Bidang ASBO :
Geo Pandu Ilahi
Sekretaris Bidang Advokasi :
Farhan Adi
Sekretaris Bidang Keipmawatian: Nindya Anggi
Rabu, 27 Februari 2013
Alhamdulillah PC.IPM Burneh telah melaksanakan Musycab IX pada hari Ahad, 24 Februari dengan lancar.....
Namun untuk penentuan Ketua Umum masih menunggu hasil rapat pleno kemudian......
kami mengucapkan SELAMAT semoga siapa saja nanti yang menjadi Ketua Umum dapat memimpin PC. IPM Burneh lebih BAik lagi . Aamiyn....
Tunggu Kabar Selanjutnya Ya...........
Namun untuk penentuan Ketua Umum masih menunggu hasil rapat pleno kemudian......
kami mengucapkan SELAMAT semoga siapa saja nanti yang menjadi Ketua Umum dapat memimpin PC. IPM Burneh lebih BAik lagi . Aamiyn....
Tunggu Kabar Selanjutnya Ya...........
Sabtu, 16 Februari 2013
Menjelang Musycab Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Assalamu'alaikum warahmatullahi wa barakaatuh.
hi..guys,,,
kaifa haluk?
udah pada denger kabar nggak, kalo pekan depan hari ahad, 24 Februari 2013 insyaAllah PC. IPM Burneh akan mengadakan Musycab...
naah bagi para pengurus ne....LPJ.a jangan lupha yah....he..he...
buat panitia musycab kali ne,,
selamat bekerja dan semoga sukses. Aamiyn....
hi..guys,,,
kaifa haluk?
udah pada denger kabar nggak, kalo pekan depan hari ahad, 24 Februari 2013 insyaAllah PC. IPM Burneh akan mengadakan Musycab...
naah bagi para pengurus ne....LPJ.a jangan lupha yah....he..he...
buat panitia musycab kali ne,,
selamat bekerja dan semoga sukses. Aamiyn....
Langganan:
Postingan (Atom)